Tuesday, January 21, 2014

Romansa masa Muda (bag.1)

cerita ini adalah tentang seorang anak manusia yang beranjak dewasa
yang mulai menyadari ada rasa yang luar biasa tiba2 dirasakannya.

agustus 2002,

inilah hari dimasa saya mulai melangkahkan kaki masuk ke dalam kehidupan baru sebagai remaja yang sedang bertumbuh.

saya adalah seorang sulung dari 3 bersaudara.
iya, saya anak lelaki satu2nya karena kedua adik saya adalah perempuan.
saya dilahirkan dalam sebuah keluarga yang masih keturunan ningrat. meskipun keluarga kami tak sepenuhnya mengikuti tradisi ningrat tapi suasana di rumah cukup kental dengan nuansa jawa.

ibu saya adalah anak ke-7 dari 9 bersaudara dan keturunan Jawa-Cina, sedangkan ayah saya adalah anak ke-2 dari 3bersaudara dan dilahirkan dari istri kedua eyang saya dan keturunan Bali-Netherland.
bisa dibayangkan betapa abstraknya wajah saya karena memiliki garis dari 4 suku bangsa yg berbeda.
saya memiliki rambut sedikit coklat kemerahan, mata coklat, kulit tak terlalu putih dan badan cukup tinggi sekitar 176cm.

saya tumbuh dan berkembang dalam sebuah keluarga yg cukup plural.
jadi bisa dipastikan bahwa saya bukanlah orang yg fanatik dengan agama.
karena bagi saya
                        "TUHAN ITU SATU NAMUN KITA YANG BERBEDA. BEDA LATAR BELAKANG, LINGKUNGAN, ADAT ISTIADAT, DAN BUDAYA"

hari senin,
hari yang paling mendebarkan dada bagi semua murid baru dimanapun berada.
terlebih lagi bagi mereka yang baru memulai pada jenjang sekolah yang lebih tinggi.
dari SD ke SMP
bagai mengawali melangkahkan kaki untuk menaklukkan tingginya gunung.

cemas, gembira bercampur dalam satu suasana,
gembira karena saya beruntung dapat diterima pada sekolah yang favorit dan terkenal sebagai tempat sekolahnya siswa2 tercerdas di pulau jawa.
cemas karena akan menjalani Orientasi Siswa baru atau Ospek !

tetapi, semua itu terasa biasa saja ketika saya tahu bahwa Ospek yang dilakukan senior ternyata hanya sebatas perkenalan sekolah dan saling mengakrabkan diri pada lingkungan yang baru dan kakak kelas saja.
sebagai seorang anak kecil yang merasa dirinya sudah tumbuh besar, tetap saja untuk merasakan Ospek dibutuhkan sebuah tingkat pengendalian emosional yang tinggi dan Mental baja :D

Ospek dilakukan berturut-turut selama 3 hari.
hari pertama : terasa mendebarkan, tapi ternyata biasa saja
hari kedua : nothing spesial
hari ketiga : AWALNYA BIASA SAJA, TETAPI ENDING NYA...

HARI KETIGA,
sepeti biasa, setelah bagun tidur, mandi, lalu kemudian pergi sekolah.
awalnya tiada yang terasa spesial sampai waktu menunjukan pukul 10.00 WIB.

Bel sekolah terdengar seperti terompet yang ditiup anak TK...

Treeeeeeettttttttttttt..!!!!!!!!!!
"waktunya istirahat kedua, waktunya MAIN BOLA", teriak seorang teman peranakan cina.
kami pun bergegas keluar kelas menuju lapangan basket yang beralih fungsi jadi lapangan sepakbola.

tak terasa, kami sudah bermain bola selama 15 menit.
beberapa saat sebelum bel sekolah berbunyi tanda berakhirnya permainan kami.
saya menendang bola dengan cukup keras, dan ternyata arah bola berbelok menuju seorang sosok gadis manis, putih, dan cantik (cantik menurut saya) yang kelihatan dari wajahnya dia adalah asli keturunan jawa. bola yang saya tendang bergulir menuju arahnya dan "BAAAKKKKKKK"
sontak dia menjerit kaget lalu beberapa saat kemudian mulai terdengar suara isak tangisnya.

saya tak sempat mengucap maaf karena bel skolah terlanjur berbunyi dan kelasku dengan kelasnya memang berseberangan.
sebagai anak muda yang bodoh dan tanpa rasa bersalah, saya hanya bisa memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf dan terus memikirkan hal tersebut hingga akhirnya tak terasa sudah waktunya pulang sekolah.



to be continued..................................

0 komentar: